Sabtu, 20 Desember 2014

Cerpen "Sisir Sang Ibu"



Sisir Sang Ibu

            Aku Tinggal Dirumah Petak Di Ujung Gang Perkotaan, Di Rumah Aku Biasa Di Panggil Turijan, Entah Alasan Apa Aku Dikasih Nama Seperti Itu Oleh Kedua Orang Tuaku. Aku Mempuyai Satu Tetangga Yang Sangat Baik Kepadaku Dan Kepada Keluargaku. Namaya Pak Hasan, Aku Setiap Hari Pergi Kesekolah Di Seberang Jalan Depan Rumahku, Ku Sekolah Di SMP Swasta Di Sekolah, Ku Punya Teman Yang Sangat Baik Kepadaku Dia Anak Seorang Polisi Yang Segala Fasilitasnya Dapat Terpenuhi, Dari Uang Sekolah Alat Sekolah Sampai Uang Jajan Dapat Terpenuhi,

            Kenyataan Ini Berbanding Berbalik Dengan Keadaanku, Aku Yang Orang Tuaku Hanya Seorang Tukang Parkir Dan Ibu Sebagai Penjual Gorengan Di Rumah Sakit, Memaksaku Untuk Tidak Meminta Fasilitas Yang Lengkap Seperti Temanku,

             Temanku Yang Sangat Baik Itu Bernama Jijah, Jijah Anak Yang Cantik Baik Dan Pintar, Setiap Penerimaan Rapot Jijah Pasti Mendapatkan Rangking 3 Besar, Rangking 2 Di Kelas, Selain Pintar Dan Baik Kepadaku Setiap Jam Istirahat Aku Selalu Di Traktir Ke Kantin, Karena Jijah Tau Bahwa Aku Itu Setiap Pagi tidak Sempat Makan, Bukan Karena tidak Ada Waktu Buat Makan, Tapi Karena tidakAda Apa Apa Yang Bisa Dimakan.

             Hanya Segelas Air Putih Yang Setiap Pagi Menemaniku Untuk Berangkat Sekolah. Terkadang Aku Bingung Kenapa Orang Orang Pada Berbuat Baik Kepadaku, Tetanggaku,Jijah Teman Sekelasku Dan Banyak Teman Yang Lain Juga Baik Kepadaku Padahal Aku Hanyalah Seorang Dari Tukang Parkir Dan Penjual Gorengan,  Tuhan Memang Adil Aku Yang Kekurangan Di Kenalkan Dengan Jijah Yang Ekonominya Lebih Baik, Setiap Hari Sebelum Ku Berangkat Sekolah, Aku Selalu Merapihkan Rambut Dengan Sisir Dari Ibuku, Sisir Yang Berwarna Merah Yang Ada Tulisan Nama Seoang Perempuan Tapi aku tidak Tau Siapa Orang Yang Ada Di Sisirku. Nama Nya Adalah Helen, Setiap Ku Memakai Sisir Itu Aku Membaca Tulisan Helen Disisirku, Aku Sempat Bertanya Kepada Orang Tuaku Ayah Ibu, Tulisan Nama Helen Yang Ada Di Sisirku Itu Sih Siapa?,Bukan Siapa-Siapa Ko, Jawab Mereka Dan Sambil Mlihatkan Mata Yang Berkaca-Kaca, Karena Melihat Itu Aku Pun Mengurungkan Niat Untuk Melanjutkan Pertanyaanku, Lambat Laun Sekolahku Sudah Naik Lebih Tinggi Dari SMP, Yaitu SMA Kebetulan Aku Masih Satu Sekolah Dan Satu Kelas Dengan Jijah Teman Baikku Waktu Di SMP, Kebaikan Jijah Waktu Di SMP Sampai Sekarang Di SMA Tidak Pernah Berubah, Setiap Pagi Masih Sering Nraktir Aku Makan Di Kantin. Tapi Yang Berubah Adalah Prestasi Dulu Jijah Dapat Rangking 2 Di Kelas, Sekarang Aku Yang Dapat Rangkin 2 Dan Jijah Dapat Rangking 3.

            Walau Begitu Jijah Tambah Baik Denganku Dan Selalu Mengajak Untuk Belajar Bersama Agar Dapat Besaing Nilai Denganku, Karena Sma Tugas Sangatlah Banyak Jijah Sering Mengajaku Bermain Kerumahnya Untuk Mengerjakan Tugas Bersama, Semasa Aku Mengerjakan Tugas Bersama Aku Di Suruh Sama Jijah Agar Menganggap Rumahnya Jijah Seperti Rumah Sendiri, Jadi Gausah Malu Kalau Mau Ngapain Ajah, Suatu Hari Tugas Yang Menumpuk Di Akhir Pekan Aku Dan Jijah Tidur Bersama Satu Kamar, Walau Aku Laki-Laki Dan Jijah Perempuan Tetap Satu Kamar Jijah Tidur Di Atas Ranjang Aku Tidur Dilantai, Orang Tua Jijah Juga Tahu Kami Tidur Satu Kamar Tapi Beliau Tidak Melarang Karena Beliau Telah Tahu Bahwa Saya Dan Jijah Berteman Sejak SMP, Kebiasan Setiap Pagi Saya Itu Mandi Dan Menyisir Rambutku Yang Kriting, Karena Jijah Bilang Anggap Saja Seperti Rumah Sendiri Maka Aku Meminjam Sisir Jijah Tanpa Ijin, Dan Kebetulan Sisir Yang Selama Ini Di Gunakan Jijah, Sama Dengan Yang Aku Gunakan Dirumah.

             Disitu Tertulis Bahwa Ada Nama Helen Di Sisir, Sempat Aku Bertanya Sama Jijah, Jah Ko Di Sisir Kamu Ada Nama Helen Itu Sih Siapa? Itu Nama Ibuku Jawab Jijah. Saat Aku Mendengar Jawaban Dari Jiajh , Aku Sempet Shok Karena Tulisan Itu Dan Sisir Itu Sama Dengan Yang Ku Gunakan Di Rumah Setiap Harii. Pertanyaan Aku Lanjutkan, Maaf Jah Selama Ini Aku Kerumahmu Belum Pernah Berjumpa Dengan Ibumu Memangnya Ibumu Kemana? Ibuku Meninggal Sesaat Aku Di Lahirkan, Waktu Itu 17 Tahun Yang Lalu Tepatny Tanggal 28 Februari, Ibu Melahirkanku Dan Aku Di Lahirkan Secara Kembar Tapi Aku Tak Tahu Dimana Sodara Kembarku, Krena Dulu Sodara Kembarku Di Culik Saat Aku Dirumah Sakit, Kabarnya Dari Seoranng Perawat Yang Nyulik Adalah Seorang Tukang Gorengan Yang Biasa Di Rumah sakit.

            Sampai Sekarang Aku Belumtahu Diaman Sodara Kemabarku, Jawab Jijah Dengan Muka Yang Sedih. Oh Gitu Semoga Saudara Kembar Kamu Dapat Ketemu Yah, Sedikit Kata Untuk Memberi Semangat Kepada Jijah, Walau Tak Dapat Di Pungkiri Bahwa Dalam Hatiku Berbisik Mungkinkah Aku Saudara Kembarmu, Waktu Yang Semakin Siang Aku Buru-Buru Pamit Dari Rumah Jijah Untuk Pulang Dengan Membawa Rasa Penasaran Di Hati Untuk Bertanya Pada Orang tuaku, Sesampai Dirumah Hari Itu Orang Tuaku Tidak Ada Yang Pergi Bekerja, Semua Di Rumah Entah Kenapa Melihat Aku Pulang Dari Rumah Jijah Ayah Dan Ibu Melihatku Dengan  Tatapan Yang Berbeda, Tatapan Sedih.

            Saat  Itu Aku Pun Langsung Bertanya. Ayah Ibu Kenapa Ko Pada Kelihatan Sedih? tidak Apa Apa Nak Ko Udah Pulang, Iya Yah Jawabku. Aku Tak Tahu Kenapa Tatapan Mereka Aneh Terhadapku, Nak Sisir Kamu Masih Ada? Masih Yah Jawbku Dengan Detak Jantung Yang Berdebar, Coba Ambilkan Dan Bawa Ke Ayah, Iya Yah Ini Sisirnya. Oya Yah Ini Ada Nama Helen Di Sisir? Dengan Menundukan Kepala Ayah Bilang Itu Nama Ibu Kandungmu Nak. Waktu Ibu Menculikmu Dari Orang Tua Kandugmu Ibu Membawa 2 Sisir Yang Dikasih Nama Ibu Kandungmu, Yang Satu Di Tinggal Di Ranjang Saudaramu Dan Yang Satu Untukmu, Kenapa Yah Ko Selama Ini Ayah Baru Bilang? Karena Kmu Sudah Berumur 17 Tahun Jadi Ayah Abru Berani Bilang Jawab Ayah.

             Aku Tidur Di Rumah Jijah Menemukan Sisir Yang Sama. Benar Nak’ Jijah Adalah Saudara Kembarmu, Dulu Waktu Ayah Baru Menikah Dengan Ibu, Ibu Menculikmu Dari Rumah sakit Karena Pengen Banget Punya Anak Laki-Laki, Itu Semua Di Lakukan Karena Ibumu Istri Ayah Tak Dapat Hamil Karena Terkena Penyakit. Yang Memang,mengharuskan Tidak Boleh Hamil.

            Ternyata Selama Ini Aku Bukan Anak Kandung? Maaf Nak. Kata Ayah, Ibu Yang Berada Di Samping Ayah Tidak Bisa Berkata Apa-Apa Hanya Bisa Menangis, Setalah Lama Dapat Penjelasan Dari Ayah, Akhirnya Kami Memutuskan Untuk Pergi Bersama Kerumah Jijah, Untuk Berbicara Semuanya, Dan Keluarga Jijah Yang Bapaknya Seorang Polisi Tidak Mau Menuntut Apa Apa Kepada Orang Tua Angkat Ku, Dan Setelah Berbicara Panjang Lebar Orang tua Angkatku Dan Bapak Jijah Saling Memaafkan Dan Mengajak Orang Tua Angkatku Tinggal Bersama Jijah Aku Dan Bapak Jijah, Satu Rumah.

             Lewat Sisir Yang Bernamakan Helen Akhirnya Jijah Bertemu Saudara Kembarnya Ya Itu Aku, Turijan.

Tamat. 
                                                                        By : m3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar