Senin, 29 Desember 2014

Contoh Makalah Dongeng



SEMANGKA EMAS
Pada zaman dahulu kala, di Sambas, Kalimantan Barat, hiduplah saudagar yang kaya-raya. Saudagar tesebut mempunyai dua anak laki-laki.anak yang sukung bernama Muzakir, dan yang bungsu bernama Dermawan. Namun keduanya mempunyai sifat dan tingkah laku yang sangat berbeda. Muzakir sangat kikir, setiap hari kerjanya hanya mengumpulkan uang dan ia tak pernah bersedekah kepada fakir miskin. Sebaliknya, Dermawan sangat peduli dan selalu bersedekah kepada fakir miskin dia tidak serakah dengan harta dan uang.
Sebelum meninggal dunia, saudagar tersebut membagi hartanya sam rata kepada kedua anaknya. Ia bermaksud agar anak-anaknya tidak berbantahan dan saling iri, terutama bila ia telah meninggal. Setelah harta tersebut dibagi, Muzakir dan Dermawan tinggal terpisah di rumah mewah mereka masing-masing.
Uang Muzakir dimasukkan ke dalam peti, lalu dikunci. Bila ada orang miskin dating ke rumahnya, bukannya memberi sedekah melainkan tertawa mengejeknya. Bahkan ia tidak segan-segan mengusir jika orang miskin itu tidak mau pergi dari rumahnya.
Sementara Dermawan sangat murah hati membagikan hartanya pada orang miskin. Lama-kelamaan harta dan uang habis, sehingga ia tidak sanggup lagimenutupi biaya pemeligaraan rumahnya yang besar. Akhirnya, ia pindah ke rumah yang lebih kecil dan mencari pekerjaan untuk membiayai hidupnya. Gajinya tidak seberapa, hanya cukup untuk makan. Meskipun demikian, ia tetap bersyukur dengan keadaan hidupnya.
Muzakir tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Dermawan yang dianggapnya bodoh itu. “Itulah akibatnya selalu melayani orang-orang miskin. Pasti kamu juga ikut miskin, dasar memamn bodoh si Dermawan itu”, gumam Muzakir. Bahkan Muzakir merasa bangga sekali karena bisa membeli rumah yang lebih bagus dan kebun kelapa yang luas. Tetapi Dermawan tak menghiraukan tingkah laku abangnya itu.
Suatu hari Dermawan duduk melepaskan lelah di pekarangan rumahnya. Tiba-tiba jatuhlah seekor burung pipit di hadapannya. Burung itu mencicit kesakitan, “kasihan”, kata Dermawan. “Sayapmu patah ya?”, lanjut dermawan berbicara dengan burung pipit itu. Ditangkapnya burung tersebut, lalu diperiksa sayapnya. Benar saja, sayapnya ada yang patah.
“Biar aku coba megobatimu,” katanya. Setelah diobatinya lalu sayap burung itu dibalutnya perlahan-lahan. Kemudian diambilnya beras. Burung itu diberinya makan. Burung itu menjadi jinak dan tidak takut kepadanya. Beberapa hari kemudian, burung itu telah bisa mengibas-ngibaskan saypnya, dan akhirnya ia pun terbang.
Keesokan harinya burung pipit itu kembali mengunjungi Dermawan. Di paruhnya ada sebutir biji, lalu diletakkanya di depan Dermawan. Dermawan tersenyum melihatnya. Biji itu biji biasa saja. Meskipun hanya biji biasa, senang juga hatinya menerima pemberian burung itu. Biji itu ditanam di belakang rumah.
Tiga hari kemudian biji itu tumbuh. Ternyata yang tumbuh adalah pohon semangka. Tumbuhan yang di peliharanya baik-baik sehingga tumbuh dengan subur. Pada mulanya Dermawan menyangka akan banyak buah, karena banyak sekali bunganya. “Kalau bunga ini menjadi buah semuanya, saya akan kenyang makan semangka dan sebagian bisa saya sedekahkan kepada fakir miskin,” kata Dermawan dalam hati berharap.
Tetapi aneh, setelah beberapa minggu semangka yang itu pelihara dengan baik, namun diantara bunganya yang banyak itu hanya satu yang menjadi buah. Meskipun hanya satu, semangka itu semakin hari semakin besar jauh lebih besar dari semangka pada umumnya. Beberapa hari kemudian, tibalah saatnya semangka itu dipanen. Dermawan memetik buah semagka itu”Waahhh…, bukan main beratnya semagka ini,” gumamnya sambil terengah-engah mengangkat semangka itu.
Kemudian ia menbawa semangka iru masuk ke dalam rumahnya, dan diletakkanya diatas meja. Lalu dibelahnya dengan pisau. Setelah semangka terbelah, betapa terkejutnya Dermawan, “Wow, benda apa ini?,” Tanya Dermawan penasaran.
Ia melihat semangka itu berisi pasir kuning yang bertumpuk di atas meja. Disangkanya pasir biasa. Setelah diperhatikan dengan baik dan sungguh-sungguh, ternyata pasir itu adalah emas urai murni. Dermawan pun menari-nari karena girangnya, ia tak sadar kalau dari luar rumahnya ada seekor burung memperhatikan tingkahnya. Setelah burung itu mencicit, baru ia tersadar, ternyata, burung itu adalah burung pipit yang pernah ditolongnya. “Terima kasih! Terima kasih!” seru Dermawan dengan senangnya. Burung itu kemudian terbang tanpa kembali
Keesokan harinya Dermawan membeli rumah yang bagus dengan pekarangan yang sangat luas. Semua orang miskin yang dating ke rumahnya diberi makan. Meskipun setiap hari dan setiap saat orang-orang miskin tersebut datang ke rumahnya, Dermawan tidak akan jatuh miskin seperti dahulu. Uangnya sangat banyak dan hasi kebunnya melimpah ruah. Tersiarlah kabar di seluruh kampung bahwa Dermawan sudah tidak miskin lagi.
Suatu hari, berita keberhasilan Dermawan terdengar oleh abangnya, Muzakir. Rupanya hal ini membuat Muzakir iri hati. Ia pun ingin mengetahui rahasia keberhasilan adiknya, lalu ia pergi ke rumah Dermawan. Di sana Dermawan menceritakan secara jujur kepada Muzakir tentang kisahnya.
Mengetahui hal tersebut, Muzair langsung memerintahkan orang-orang suruhannya untuk mencari burung yang patah kakinya atau patah sayapnya di mana-mana. Namun sampai satu minggu lamanya, tak seekor burungpun yang mereka temukan dengan ciri-ciri tersebut.
Keesokan paginya, Muzakir mendapatkan akal. Diperintahkan orangnya untuk menangkap burung dengan sumpit. Tentu saja sayap burung itu menjadi patah. Muzakir kemudian berpura-pura kasihan melihatnya dan membalut luka pada sayap burung itu. Setelah beberapa hari, burung itu pun sembuh dan dilepaskan terbang. Tak lama, burung itu kembali kepada Muzakir untuk memberikan sebutir biji. Muzakir sungguh gembira. Dalam hatinya ia selalu berharap agar cepat memjadi kaya, “Ah, sebentar lagi saya akan menjadi kaya raya dan melebihi kekayaan si Dermawan,” kata Muzakir dalam hati tak mau kalah.
Biji pemberian burung ditanam Muzakir detempat yang terbaik di kebunnya. Tiga hari kemudian, tumbuh pula pohon semangka yang subur dan berdaun rimbun. Buahnya pun hanya satu, ukuranyya lebih besar dari semanga Dermawan. Beberapa bulan kemudian, tibalah waktunya semangka itu dipanen. Dua orang suruhan Muzakir dengan susah payah membawanya ke dalam rumah karena beratnya. Muzakir sudah tidak sabar lagi ingin melihat urai emas murni berhamburan dari dalam semangka itu. Ia pun mengambil parang, kemudian membelah semangka itu.
Baru saja semangka itu terpotong, menyemburkan dari dalan buah itu lumpur hitam bercampur kotoran ke muka Muzakir. Baunya busuk seperti bangkai. Pakaian Muzakir serta permadani di ruangan itu tidak luput dari siraman limpur dak kotoran yang seperti bubur itu. Muzakir berlari ke jalan raya sambil muntah-muntah, karena tidak tahan dengan bau lumpur itu. Orang-orang yang melihat dan mencium bau yang busuk itu tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan dengan riuhnya. Muzakir menjadi sangat malu ditertawakan oleh orang-orang di sekitarnya.

A.    Kesimpulan
1)   Unsur yang terkandung dalam dongeng:
1.      Tema                                        : Kesabaran yang berbuah manis.
2.      Alur                                         : Maju.
3.      Tokoh dan Penokohan                        :
a.    Dermawan     :
Peduli, dermawan, suka menolong, suka berterima kasih, tidak sombong, tidak rakus.
b.    Muzakir         :
Kikir, sombong, suka mengejek, tidak suka menolong, tidak peduli, rakus harta.
c.    Saudagar       : Adil.
d.   Burung pipit  : Suka menolong.
e.    Pengemis:
4.      Latar                                        : Sambas, Kalimantan Barat.
5.      Sudut Pandang                                    : Orang ketiga serba tahu.
6.      Amanat                                                :
Bersikaplah baik kepada siapapun karena kelak akan mendapatkan balasan yang baik pula, dan sebaiknya janganlah bersikap buruk kepada siapapun karena balasan yang diterima juga akan berupa balasan buruk.
7.      Gaya Bahasa                            : Komunikatif dan mudah dipahami.
8.      Nilai-nilai yang Terkandung    :
a.    Nilai sosial :
Saling membantu sesama makhluk Tuhan.
b.   Nilai budaya:
Membagi harta kekayaan sebelum meniggal dunia dan menyimpan uang di dalam peti

2)   Cerita dalam dongeng Semangka Emas ini menarik, mempunyai pesan moral yang baik untuk dicontoh dan bagi anak-anak mudah dipahami maknanya serta menumbuhkan kecintaan anak pada buku karena anak akan menemukan banyak hal positif yang bisa diperoleh.

B.     Saran
Dongeng merupakan salah satu media mendidik anak yang sangat baik. Selain anak mendapat pesan  moral dari setiap cerita dengan dongeng, terjalin pula hubungan komunikasi interaktif antara orang tua dan anak. Jadi, tetap budayakan mendongeng dalam kegiatan belajar.

1 komentar:

  1. Find your dream casino with Wynn Rewards - Dr.CMD
    With the Wynn Rewards Program, you can earn 김해 출장마사지 Wynn Rewards 속초 출장마사지 points 용인 출장안마 and redeem them on any slot machine, from table 의정부 출장샵 games to bingo 창원 출장샵 and online poker.

    BalasHapus