MAKALAH
INOVASI PENDIDIKAN
Disusun Oleh:
Umi Uswatun Khasanah ( PGMI 2 A )
Makalah Ini Disusun
Untuk Melengkapi Tugas Manajemen Pendidikan
Dosen Pembimbing:
Drs. H. Djoko Waluyo, M. M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Tidak dapat diragukan lagi bahwasanya manusia tidak lepas dengan segala
kemampuan atau sumber daya yang dimilikinya. Dengan cara mencurahkan segala
daya dan kemampuanya untuk selalu berinovasi menemukan sesuatu yang baru yang dapat
membantu hidupnya menjadi lebih baik. Jika manusia tidak menggali segala
kemampuanya maka ia akan tertinggal bahkan tergerus oleh zaman yang selalu
berkembang. Dalam dunia pendidikan, inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan
karena akan terjadi ketidak perkembangan pada pendidikan yang kemudian berimbas
pada elemen-elemen kehidupan yang lain,seperti politik, ekonomi, sosial dan
lain-lain.
2.
Rumusan
Masalah
a. Pengertian Inovasi Pendidikan
b.
Sasaran
Inovasi Pendidikan
c.
Ciri-ciri
Inovasi Pendidikan
d.
Prinsip
Inovasi Pendidikan
e.
Dampak
Inovasi Pendidikan
3.
Tujuan
a.
Memenuhi
tugas Manajemen Pendidikan
b.
Mengetahui
tentang pengertian Inovasi Pendidikan
c.
Mengetahui
Sasaran Inovasi Pendidikan
d.
Mengetahui
Ciri-ciri Inovasi Pendidikan
e.
Mengetahui
Prinsip Inovasi Pendidikan
f.
Mengetahui
Dampak Inovasi Pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi Pendidikan
Inovasi Pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi
pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai
hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa
hasil invensi atau diskaveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi
pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan,
baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga pendidikan yang
lain, maupun sistem pendidikan dalam arti luas misalnya sistem pendidikan
nasional.
(Mahmud Sani, 2009:160). Inovasi Pendidikan adalah suatu pembaharuan dalam
pendidikan baik menyangkut ide, praktek, metode atau obyek dan secara
kualitatif berbeda dari hal-hal yang ada sebelumnya dan sengaja di usahakan
untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan
masalah pendidikan. Dengan demikian inovasi diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pendidikan atau pembelajaran, ini berarti bahwa inovasi apapun yang
tidak dapat meningkatkan kualitas pendidikan atau pembelajaran tidak patut untuk
diadopsi, dan dalam konteks ini peran guru akan sangat menentukan dalam adopsi
inovasi pada proses pendidikan atau pembelajaran, oleh karena itu dalam menyikapi
suatu inovasi, diperlukan suatu pemahaman yang baik, hal ini dimaksudkan agar
inovasi dapat memberi nilai tambah bagi dunia pendidikan.
B. Sasaran Inovasi Pendidikan.
Setelah
membahas pengertian inovasi pendidikan, maka berikut ini akan diuraikan tentang
sasaran inovasi
pendidikan. Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan
adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan.
1.
Guru
Guru sebagai
ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru
sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya
di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak
dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain
adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun
antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti
adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat
sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.
Dengan
demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari
perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya
memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan.
Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang
diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena
mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya
yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu
ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi
pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran
yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter,
sebagi motivator dan lain sebagainya. (Wright, 1987)
2.
Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar
mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar
mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan
intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam
diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga
dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan
kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab
bersama yang harus dilaksanakan dengan konsekuen. Peran siswa dalam inovasi
pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena
siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama
temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam
memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu
diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan melaksanakan
inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi seperti yang diuraikan
sebelumnya.
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi
program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah,
sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang
sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa
mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak
akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam
pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan
kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan
tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan searah.
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa
diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar.
Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut
mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas,
maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan
dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang
esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh karena itu,
jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan.
Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.
5. Lingkup Sosial
Masyarakat
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara
langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik
positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Masyarakat
secara langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam
pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya
mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta
didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan
tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau
dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan
membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.
C.
Ciri-ciri Inovasi Pendidikan
Ciri-ciri inovasi
pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby 1967
ada empat :
1. Ketika masyarakat
/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak
sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
2. Terjadi adopsi kata
yang ditulis ke instruksi lisan.
3. Adanya penemuan alat
untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
4. Adanya alat elektronika
yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekan
internet, LAN, dsb ).
Jadi dapat dikatakan
bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Inovasi merupakan okbyek dan teknologi
pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan
peralatan yang menunjang inovasi pendidikan, sebaliknya SDM dan alat tidak akan
berfungsi tanpa digunakan untuk sasaran/tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa
datang.
Inovasi termasuk inovasi pendidikan merupakan
pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru, atau berupa praktik-praktik
tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi
yang diterapkan melalui tahapan tertentu , yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan yang timbul, memperbaiki suatu keadaan tertentu, atau
proses tertentu yang terjadi di masyarakat. Difusi inovasi pendidikan sering diartikan sebagai penyebarluasan gagasan
inovasi pendidikan tersebut malalui suatu proses komunikasi yang dilakukan
dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di
antara anggota sistem sosial masyarakat.
Rogers (1983) mengemukakan empat ciri penting yang mempengaruhi difusi
inovasi, termasuk inovasi pendidikan, yaitu : esensi inovasi itu sendiri, saluran
komunikasi, waktu dan proses penerimaan dan sistem sosial.
a. Esensi Inovasi Itu
Sendiri.
Inovasi termasuk inovasi pendidikan adalah inovasi
adalah suatu ide, gagasan, praktik atau objek/benda yang disadari, dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk di adopsi. Namun demikian, proses adopsi inovasi ini tak datang dengan serentak
tiba-tiba. Dalam kaitannya dengan esensi inovasi, paling tidak ada tiga hal
yang berkaitan erat, yaitu teknologi, informasi dan pertimbangan
ketidakpastian, dan reinovasi. Dalam kadar tertentu, makna inovasi sering
identik dengan teknologi yang digunakan.
Kata “teknologi” diartikan sebagai “a
design for instrumental action that reduces the uncertainty in the cause effect
relationship involved in achieving in desired outcomes” (teknologi adalah
suatu desain aksi kegiatan yang ditempuh guna mengurangi ketidakpastian dalam
hubungan sebab akibat dari hasil yang ingin dicapai). Adanya teknologi,
termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam difusi inovasi antara lain untuk
menjawab persoalan dalam hal mengurangi ketidakpastian masa depan.
Sebagai ilustrasi mislanya, ketika sekolah menggulirkan program
desentralisasi sekolah melalui mekanisme komite sekolah dan peran kepala
sekolah dengan semangat manajemen yang bercirikan keterbukaan (transparancy) dan pertanggung jawaban (accountability) dalam mengelola sekolah
ke arah raihan mutu pendidikan yang lebih baik.
b. Saluran Komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses dimana partisipan
berbagai informasi untuk mencapai pengertian satu sama lain. Lasswell (1948)
menyebut komponen dasar komukasi adalah “who
say what, in what channels, to whom and in with what effects”. Komunikasi
adalah sesuatu yang berkaitan dengan “siapa mengatakan atau mengemukakan apa,
dengan saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan dengan dampak apa (hasil yang
dicapai)”.
c. Waktu dan Proses
Penerimaan
Waktu merupakan hal yang penting dalam proses difusi
inovasi. Proses keputusan inovasi pada hakekatnya adalah suatu proses yang
dilalui individu atau kelompok, mulai dari pertama kali adanya inovasi,
dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan keputusan untuk
menerima atau menolak, implementasi inovasi, dan konfirmasi atas keputusan
inovasi yang dipilihnya. Berikut adalah tahapan dari model proses keputusan
inovasi, yang dapat dilakukan oleh praktisi pendidikan hingga peserta didik,
yaitu :
a) Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok,
membuka diri terhadap adanya suatu inovasi serta ingin mengetahui bagaimana
fungsi dan peran inovasi tersebut memberi konstribusi perbaikan di masa
mendatang.
b) Tahapan Bujukan (Persuation)
Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok,
mulai membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi terhadap inovasi.
c) Tahap Pengambilan
Keputusan (Decision Making)
Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan
aktifitas yang mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi
tersebut.
d) Tahap Implementasi (Implementation)
Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok
menerapkan atau menggunakan inovasi itu dalam kegiatan organisasinya.
e) Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Tahap dimana seseorang atau kelompok mencari penguatan
terhadap keputusan inovasi yang dilakukannya.
d. Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan berbagai unit yang saling
berhubungan satu sama lain dalam tatanan masyarakat, dalam mencari tujuan yang
diharapkan (a social system is defined as
a set of interrelated units that are engaged in joint problem solving to
accomplish a common goal). Beberapa hal yang dikelompokkan sebagai bagian
atau unit dalam sistem sosial kemasyarakatan, antara lain: individu anggota
masyarakat, tokoh masyarakat, pemimpin formal, tokoh agama, kelompok tertentu
dalam masyarakat. Kesemuanya secara nyata baik langsung atau
tidak langsung mempengaruhi dalam proses difusi inovasi yang dilakukan.
D. Prinsip Inovasi Pendidikan
Peter
M. Drucker seorang penulis terkenal dalam bukunya Innovation and Enterpreneurship mengemukakan beberapa prinsip inovasi:
1.
Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang terbuka. Artinya
suatu inovasi hanya dapat terjadi kalau kita mempunyai kemampuan analisis.
2.
Inovasi sifatnya konseptual dan perseptual, artinya
yang bermula dari suatu keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
dapat diterima masyarakat.
3.
Inovasi harus dimulai dengan yang kecil. Tidak
semua inovasi dimulai dengan ide-ide yang sangat besar yang tidak terjangkau
oleh kehidupan nyata manusia. Dari keinginan yang kecil untuk memperbaiki suatu
kndisi atau suatu kebutuhan hidup ternyata kelak mempunya impact yang sangat luas terhadap kehidupan manusia
selanjutnya.
4.
Inovasi diarahkan kepada kepemimpinan atau
kepeloporan. Inovasi selalu diarahkan bahwa hasilnya akan menjadi suatu pelopor
dari suatu perubahan yang diperlukan. Apabila tidak demikian maka intensi suatu
inovasi kurang jelas dan tidak memperoleh apresiasi dalam masyarakat
E.
Dampak Inovasi Pendidikan
A). Dampak Positif
dan Negatif Inovasi Pendidikan:
Ø Di bidang teknologi komunikasi mempunyai peran yang sangat penting dalam
bidang pendidikan antara lain:
1) Munculnya media
massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan.
2) Munculnya
metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran.
3) Sistem
pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses
pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga
menggunakan jasa pos internet dan lain-lain
Disamping itu juga muncul dampak negatif yaitu:
·
Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk
melakukan tindak kriminal.
Ø Bidang
Informasi Dan Komunikasi
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang
sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positifnya antara lain:
1)
Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat
dan terbaru di manapun melalui internet
2)
Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga
yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh
ternyata juga ada hal-hal yang negatif, antara lain:
· Penggunaan
informasi tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan oleh
pihak tertentu untuk tujuan yang salah.
Ø Bidang Sosial
dan Budaya
1)
Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota
parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
Meskipun demikian pengaruh negatif pada aspek budaya yaitu:
· Kemerosotan
moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan
berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat
menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
· Kenakalan
dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya
kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan
tolong-menolong. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar
semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret,
pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan
Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan
pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatakan semua unsur yang terkait di
dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu,
keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu atau dua faktor saja, tapi
juga oleh masyarakat serta kelengkapanfasilitas
Inovasi
pendidikan
Perkembangan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa
kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi informasi akan
berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi masyarakat
sudah dapat menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang
telah dihasilkan dalam perkembangan teknologi informasi. Namun manusia tidak
bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi informasi mendatangkan
berbagai efek negatif bagi manusia. Oleh karena itu untuk mencegah atau
mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi informasi tersebut, pemerintah di
suatu negara harus membuat peraturan perundang-undangan atau melalui suatu
konvensi internasional yang membahas tentang etika yang harus dipatuhi oleh
pengguna teknologi informasi.
B.
SARAN
Sebagai seorang
pendidik, hendaknya harus melaksanakan dan mengimplikasikan kualitas
pendidikan. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir
akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing sehat dalam
segala bidang didunia internasional sesuai dengn tujuan pendidika nasional.
DAFTAR PUSTAKA
http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikan http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikan.html .
Wahyudin, Din Dan Rudi Susilana.Tim Pengembangan MKDP Kurikulum Dan
Pembelajaran.2006. “Kurikulum Dan Pembelajaran”.
Bandung: UPI
Ihsan,
Fuad. 2010. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta
Terimakasih atas makalahnya.
BalasHapusSaya Ismail Marzuki Guru SDN Pelandakan 1 Kota Cirebon ingin menawarkan Buku Perdana Saya Penulis saya pribadi judul "Dunia Akan Tersentuh Al-Qur'an", conten kekinian dan baper terhadap Al-Qur'an, jumlah 284 halaman, sudah terjual ke berbagai kalangan : Dosen, Mahasiswa, Kepsek, Guru, Jamaah, dan Murid Murid...jika minat bisa via wa saya : 089631117621