Sisir Sang Ibu
Aku
Tinggal Dirumah Petak Di Ujung Gang Perkotaan, Di Rumah Aku Biasa Di Panggil
Turijan, Entah Alasan Apa Aku Dikasih Nama Seperti Itu Oleh Kedua Orang Tuaku. Aku
Mempuyai Satu Tetangga Yang Sangat Baik Kepadaku Dan Kepada Keluargaku. Namaya Pak
Hasan, Aku Setiap Hari Pergi Kesekolah Di Seberang Jalan Depan Rumahku, Ku
Sekolah Di Smp Swasta Di Sekolah, Ku Punya Teman Yang Sangat Baik Kepadaku Diya
Anak Seorang Polisi Yang Segala Fasilitasnya Dapat Terpenuhi, Dari Uang Sekolah
Alat Sekolah Sampai Uang Jajan Dapat Terpenuhi,
Kenyataan
Ini Berbanding Berbalik Dengan Keadaanku, Aku Yang Orang Tuaku Hanya Seorang
Tukang Parkir Dan Ibu Sebagai Penjual Gorengan Di Rumah Sakit, Memaksaku Untuk
Tidak Meminta Fasilitas Yang Lengkap Seperti Temanku,
Temanku Yang Sangat Baik Itu Bernama Jijah,
Jijah Anak Yang Cantik Baik Dan Pinter, Setiap Penerimaan Rapot Jijah Pasti
Mendapatkan Rangking 3 Besar, Rangking 2 Di Kelas, Selain Pintar Dan Baik
Kepadaku Setiap Jam Istirahat Aku Selalu Di Traktir Ke Kantin, Karena Jijah Tau
Bahwa Aku Itu Setiap Pagi Ga Sempet Makan, Bukan Karena Ga Ada Waktu Buat
Makan, Tapi Karena Ga Ada Apa Apa Yang Bisa Dimakan.
Hanya Segelas Air Putih Yang Setiap Pagi
Menemaniku Untuk Berangkat Sekolah. Terkadang Aku Bingung Kenapa Orang Orang
Pada Berbuat Baik Kepadaku, Tetanggaku,Jijah Temen Sekelasku Dan Banyak Teman
Yang Lain Juga Baik Kepadaku Padahal Aku Hanyalah Seorang Dari Tukang Parkir
Dan Penjual Gorengan, Tuhan Memang Adil
Aku Yang Kekurangan Di Kenalkan Dengan Jijah Yang Ekonominya Lebih Baik, Setiap
Hari Sebelum Ku Berangkat Sekolah, Aku Selalu Merapihkan Rambut Dengan Sisir
Dari Ibuku, Sisir Yang Berwarna Merah Yang Ada Tulisan Nama Seoang Perempuan
Tapi Ku Ga Tau Siapa Orang Yang Ada Di
Sisirku. Nama Nya Adalah Helen, Setiap Ku Memakai Sisir Itu Aku Membaca Tulisan
Helen Disisirku, Aku Sempat Bertanya Kepada Orang Tuaku Ayah Ibu, Tulisan Nama Helen
Yang Ada Di Sisirku Itu Sih Siapa?,Bukan Siapa-Siapa Ko, Jawab Mereka Dan Sambil Mlihatkan Mata Yang
Berkaca-Kaca, Karena Melihat Itu Aku Pun Mengurungkan Niat Untuk Melanjutkan
Pertanyaanku, Lambat Laun Sekolahku Sudah Naik Lebih Tinggi Dari Smp, Yaitu Sma
Kebetulan Aku Masih Satu Sekolah Dan Satu Kelas Dengan Jijah Temen Baikku Waktu
Di Smp, Kebaikan Jijah Waktu Di Smp Sampai Sekarang Di Sma Tidak Pernah
Berubah, Setiap Pagi Masih Sering Nraktir Aku Makan Di Kantin. Tapi Yang
Berubah Adalah Prestasi Dulu Jijah Dapat Rangking 2 Di Kelas, Sekarang Aku Yang
Dapat Rangkin 2 Dan Jijah Dapat Rangking 3.
Walau
Begitu Jijah Tambah Baik Denganku Dan Selalu Mengajak Untuk Belajar Bersama
Agar Dapat Besaing Nilai Denganku, Karena Sma Tugas Sangatlah Banyak Jijah
Sering Mengajaku Bermain Kerumahnya Untuk Mengerjakan Tugas Bersama, Semasa Aku
Mengerjakan Tugas Bersama Aku Di Suruh Sama Jijah Agar Menganggap Rumahnya
Jijah Seperti Rumah Sendiri, Jadi Gausah Malu Kalau Mau Ngapain Ajah, Suatu
Hari Tugas Yang Menumpuk Di Akhir Pekan Aku Dan Jijah Tidur Bersama Satu Kamar,
Walau Aku Laki-Laki Dan Jijah Perempuan Tetp Satu Kamar Jijah Tidur Di Atas
Ranjang Aku Tidur Dilantai, Orang Tua Jijah Juga Tahu Kami Tidur Satu Kamar
Tapi Beliau Tidak Melarang Karena Beliau Telah Tahu Bahwa Saya Dan Jijah
Berteman Sejak Smp, Kebiasan Setiap Pagi Saya Itu Mandi Dan Menyisir Rambutku
Yang Kriting, Karena Jijah Bilang Anggap Saja Seperti Rumah Sendiri Maka Aku
Meminjam Sisir Jijah Tanpa Ijin, Dan Kebetulan Sisir Yang Selama Ini Di Gunakan
Jijah, Sama Dengan Yang Aku Gunakan Dirumah.
Disitu Tertulis Bahwa Ada Nama Helen Di Sisir,
Sempat Aku Bertanya Sama Jijah, Jah Ko Di Sisir Kamu Ada Nama Helen Itu Sih
Siapa? Itu Nama Ibuku Jawab Jijah. Saat Aku Mendengar Jawaban Dari Jiajh , Aku
Sempet Shok Karena Tulisan Itu Dan Sisir Itu Sama Dengan Yang Ku Gunakan Di
Rumah Setiap Harii. Pertanyaan Aku Lanjutkan, Maf Jah Selama Ini Aku Kerumahmu
Belum Pernah Berjumpa Dengan Ibumu Memangnya Ibumu Kemana? Ibuku Meninggal
Sesaat Aku Di Lahirkan, Waktu Itu 17 Tahun Yang Lalu Tepatny Tanggal 28
Februari, Ibu Melahirkanku Dan Aku Di Lahirkan Secara Kembar Tapi Aku Tak Tahu
Dimana Sodara Kembarku, Krena Dulu Sodara Kembarku Di Culik Saat Aku Dirumah
Sakit, Kabarnya Dari Seoranng Perawat Yang Nyulik Adalah Seorang Tukang
Gorengan Yang Biasa Di Rumahsakit.
Sampai
Sekarang Aku Belumtahu Diaman Sodara Kemabarku, Jwb Jijah Dengan Muka Yang
Sedih. Oh Gitu Semoga Sodara Kembar Kamu Dapat Ketemu Yah, Sedikit Kata Untuk
Member Semangat Kepada Jijah, Walu Tak Dapat Di Pungkiri Bahwa Dalam Hatiku
Berbisik Mungkinkah Aku Sodara Kembarmu, Waktu Yang Semakin Siang Aku Buru-Buru
Pamit Dari Rumah Jijah Untuk Pulang Dengan Membawa Rasa Penasaran Di Hati Untuk
Bertanya Pada Orangtuaku, Sesampai Dirumah Hari Itu Orang Tuaku Tidak Ada Yang
Pergi Bekerja, Semua Di Rumah Entah Kenapa Melihat Aku Pulang Dari Rumah Jijah
Ayah Dan Ibu Melihatku Dengan Tatapan
Yang Berbeda, Tatapan Sedih.
Saat Itu Aku Pun Langsung Bertanya. Ayah Ibu
Kenapa Ko Pada Kelihatan Sedih? Ga Apa Apa Nak Ko Udah Pulang, Iya Yah Jawabku.
Aku Tak Tahu Kenapa Tatapan Mereka Aneh Terhadapku, Nak Sisir Kmu Masih Ada? Masih
Yah Jawbku Dengan Detak Jantung Yang Berdebar, Coba Ambilkan Dan Bawa Ke Ayah,
Iya Yah Ini Sisirnya. Oya Yah Ini Ada Nama Helen Di Sisir? Dengan Menundukan
Kepala Ayah Bilang Itu Nama Ibu Kandungmu Nak. Waktu Ibu Menculikmu Dari Orang
Tua Kandugmu Ibu Membawa 2 Sisir Yang Dikasih Nama Ibu Kandungmu, Yang Satu Di
Tinggal Di Ranjang Sodaramu Dan Yang Satu Untukmu, Kenapa Yah Ko Selama Ini
Ayah Baru Bilang? Karena Kmu Sudah Berumur 17 Tahun Jadi Ayah Abru Berani
Bilang Jawab Ayah.
Aku Tidur Di Rumah Jijah Menemukan Sisir Yang
Sama. Benar Nak’ Jijah Adalah Sodara Kembarmu, Dulu Waktu Ayah Baru Menikah
Dengan Ibu, Ibu Menculikmu Dari Rumahsakit Karena Pengen Banget Punya Anak
Laki-Laki, Itu Semua Di Lakukan Karena Ibumu Istri Ayah Tak Dapat Hamil Karena
Terkena Penyakit. Yang Meng Haruskan Tidak Boleh Hamil.
Ternyata
Selama Ini Aku Bukan Anak Kandung? Maf Nak. Kata Ayah, Ibu Yang Berada Di
Samping Ayah Tidak Bisa Berkata Apa-Apa Hanya Bisa Menangis, Setalah Lama Dapat
Penjelasan Dari Ayah, Akhirnya Kami Memutuskan Untuk Pergi Bersama Kerumah
Jijah, Untuk Berbicara Semuanya, Dan Keluarga Jijah Yang Bapaknya Seorang
Polisi Tidak Mau Menuntut Apa Apa Kepada Orang Tua Angkat Ku, Dan Setelah
Berbicara Panjang Lebar Orangtua Angkatku Dan Bapak Jijah Saling Memaafkan Dan Mengajak
Orang Tua Angkatku Tinggal Bersama Jijah Aku Dan Bapak Jijah, Satu Rumah.
Lewat Sisir Yang Bernamakan Helen Akhirnya
Jijah Bertemu Sodara Kembarnya Ya Itu Aku, Turijan.
Tamat.
By : m3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar